Tahukah kalian? Putri Salju, Gadis
berkerudung merah, Cinderella, atau Hans
dan Gretel yang kamu kenal, Dongeng ini pada mulanya bukan cerita anak-anak
loh... Sepasang kakak beradik Jerman bernama Wilhelm dan Jacob Grimm, atau
dikenal dengan The Brothers Grimm, mengumpulkan cerita-cerita tradisional
Jerman dari teman-teman mereka atau menerjemahkan cerita dari bahasa lain ke
dalam bahasa Jerman. Hasilnya dikumpulkan dalam satu buku yang berjudul Dongeng
Anak-anak.
Namun, meskipun judulnya untuk anak-anak, cerita-cerita yang mereka kumpulkan menakutkan untuk dibacakan sebelum tidur. Contohnya, ketika Prince Charming datang untuk mencocokkan sepatu yang ketinggalan dengan kaki gadis idamannya, kakak-kakak tiri Cinderella yang jahat memotong kaki mereka supaya ukurannya lebih kecil dan sesuai dengan sepatu kaca mungil yang ditemukan si pangeran. Moral ceritanya suram: kalau sepatumu kekecilan, potonglah kakimu supaya cukup. Contoh lainnya, ibu tiri Putri Salju, dalam cerita aslinya, dihukum menari sampai mati dalam sepatu logam yang panas membara.
Kesannya lebih angker daripada ending versi baru, yaitu si ibu tiri terjatuh dari tepi jurang. Karena itu, kakak-beradik Grimm harus melakukan revisi berulang kali (iya, bukan cuma skripsimu yang harus revisi!) dan menerbitkan ulang buku itu. Masyarakat ikut merevisi cerita-cerita itu seiring dengan berjalannya waktu, supaya lebih enak didengar, dan versi yang kita kenal sekarang sama sekali lain daripada yang dulu. Versi yang sekarang tentunya lebih menarik disuguhi dengan pesan moral tentunya agar dapat mendidik anak-anak, yang mana yang baik pasti akan dibalas dengan kebaikan dan yang jahat akan mendapat imbalan hukuman. Happy ending. Yah, bagaimanapun mengerikannya versi asli cerita-cerita Grimm bersaudara, mereka tetap berjasa menyelamatkan cerita-cerita tradisional supaya tidak punah dimakan zaman. Kalau tidak, kita tidak akan bisa nonton film-film kartun adaptasi Disney yang terkenal itu. supaya tidak hilang. Rasanya perlu juga cerita-cerita asli Indonesia dibukukan kalo ngga dibuat film kartunnya, iya ngga manteman..??
Namun, meskipun judulnya untuk anak-anak, cerita-cerita yang mereka kumpulkan menakutkan untuk dibacakan sebelum tidur. Contohnya, ketika Prince Charming datang untuk mencocokkan sepatu yang ketinggalan dengan kaki gadis idamannya, kakak-kakak tiri Cinderella yang jahat memotong kaki mereka supaya ukurannya lebih kecil dan sesuai dengan sepatu kaca mungil yang ditemukan si pangeran. Moral ceritanya suram: kalau sepatumu kekecilan, potonglah kakimu supaya cukup. Contoh lainnya, ibu tiri Putri Salju, dalam cerita aslinya, dihukum menari sampai mati dalam sepatu logam yang panas membara.
Kesannya lebih angker daripada ending versi baru, yaitu si ibu tiri terjatuh dari tepi jurang. Karena itu, kakak-beradik Grimm harus melakukan revisi berulang kali (iya, bukan cuma skripsimu yang harus revisi!) dan menerbitkan ulang buku itu. Masyarakat ikut merevisi cerita-cerita itu seiring dengan berjalannya waktu, supaya lebih enak didengar, dan versi yang kita kenal sekarang sama sekali lain daripada yang dulu. Versi yang sekarang tentunya lebih menarik disuguhi dengan pesan moral tentunya agar dapat mendidik anak-anak, yang mana yang baik pasti akan dibalas dengan kebaikan dan yang jahat akan mendapat imbalan hukuman. Happy ending. Yah, bagaimanapun mengerikannya versi asli cerita-cerita Grimm bersaudara, mereka tetap berjasa menyelamatkan cerita-cerita tradisional supaya tidak punah dimakan zaman. Kalau tidak, kita tidak akan bisa nonton film-film kartun adaptasi Disney yang terkenal itu. supaya tidak hilang. Rasanya perlu juga cerita-cerita asli Indonesia dibukukan kalo ngga dibuat film kartunnya, iya ngga manteman..??
Berikut judul
Dongeng Brueder Grimm versi Jerman
1
1. Schneewittchen (Putri Salju)
4. Marienkind
21. Aschenputtel
(Cinderella)
22. Das Rätsel
24. Frau Holle
25. Die sieben
Raben
26. Rotkäppchen
(Gadis berkerudung merah)
Dan
masih banyak lagi sebenarnya manteman . Semoga
bermanfaat ya…
#BelajarkuyIMBSJI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar